Rabu, 08 Mei 2013

Perempuan Dalam Mimpi (Eps 2)

Hari berikutnya, sinar sang fajar membangunkanku dengan damai. Aku tidak langsung beranjak dari kasur dan selimut yang telah menjagaku dalam lelap. Belum sepenuhnya tersadarkan diri, dan belum datang pula semangat untuk bangkit menjalani aktifitasku. Aku memutar kembali otak dan memoriku, tentang kejadian semalam yang ada dalam mimpiku. Kucoba untuk mengingat-ingat, dan menyusun alurnya hingga rapi. Hingga aku dapat memahaminya.

Perempuan itu lagi, desahku dalam hati. Tapi ia terlihat berbeda dari pertemuanku kemarin sore. Perempuan cantik yang seharusnya tersenyum karena hidupnya yang bahagia, namun ia tampak murung sendiri di kafe kemarin. Kenapa? Aku pula belum tau jawabannya. Mungkin aku sedikit lega melihatnya dalam mimpiku kali ini. Ya, aku melihat ia tersenyum dan tertawa, menikmati senja di taman bersama seorang lelaki yang mencolek pipinya dengan es krim di genggamannya.

Aku tersenyum tipis mengingat mimpiku itu. Wanita itu tampak lebih cantik nan mempesona dalam senyumnya. Namun aku tak tahu seperti apa rupa lelaki yang berhasil membuat wanita itu bahagia. Hanya punggungnya yang terlihat, berselimut kemeja hitam. Setelah cukup puas memutar kembali tayangan itu, aku bergegas mandi untuk pergi ke taman. Siapa tahu mereka masih di sana. Sesungguhnya ini pikiran bodoh, karena kejadian itu hanya mimpi. Namun alam bawah sadarku terus meyakinkan dan menuntunku untuk pergi ke taman. 

Sepi. Semua bangku kosong. Hanya beberapa tukang sapu yang tampak membersihkan daun-daun berguguran. Aku menggaruk kepalaku yang sesungguhnya tidak gatal, bingung. Ya, ini masih pagi, karena taman ini akan ramai ketika sang fajar yang kemerahan di ufuk barat bersiap dengan senjanya. Aku kembali berjalan mendekati jalan raya untuk menanti bis yang lewat.

Beberapa menit setelah itu, aku mendapatkannya. Cukup berdesakan oleh mereka yang akan pergi bekerja namun tak memiliki kendaraan pribadi. Untung saja aku mendapat kursi kosong dari seseorang yang turun pada saat yang bersamaan. Aku duduk di pinggir jendela, menatapi jalanan pinggir taman yang terasa semakin menjauh, dan mengecil. Tiba-tiba aku terkejut, mengernyitkan dahi dan mengangkat bahuku untuk menoleh jalan yang barusan ku lewati. 

Untung saja bis ini berhenti mematuhi merahnya traffic light. Sehingga apa yang aku lihat barusan, dapat sejajar dengan jendela tempatku mengeluarkan kepalaku.
“Hey! Kamu wanita dalam mimpiku!” Suaraku keras, tak mau kalah dengan bisingnya kendaraan sekitar.
Perempuan itu menoleh tanpa kata-kata, kemudian ia menepuk bahu lelaki yang memboncengkannya. Dengan isyarat agar lelaki itu melihatku. Aku pun melihatnya, melihat mereka.

“Siapa lelaki itu? Apa kamu bahagia bersamanya?” tanyaku berteriak. Aku berharap mendapat jawaban. Namun lelaki itu membuang muka, kembali menghadap ke jalan. Ia memainkan gas motornya dengan lantang, dan mengendarai motor hijau jantan itu pergi ke arah yang berlawanan dengan bisku. Aku terus memandangnya hingga hilang. Rambut wanita itu lurus terurai, berkibaran dipermainkan angin. Ia melingkarkan tangannya di pinggang lelaki berjaket kulit warna hitam. Posturnya tinggi besar. Namun lagi-lagi aku tak tahu rupanya. Dengan helm full-face yang dikenakan, ia hanya bisa memperlihatkan sorot matanya yang tajam dengan sedikit kerutan di dahinya.


LOVE,
Cecelia

  @benzbara_
Perempuan Dalam Mimpi Episode 1