Selasa, 25 Oktober 2011

Cara Membuat Animasi Shaun The Sheep

Shaun The Sheep pertama kali muncul di televisi pada tahun 1995 dalam film A Close Shave dengan karakter Wallace dan Gromit anjing. Durasinya hanya empat menit tetapi membuat orang banyak menyukainya. Dan sejak itu, Shaun memiliki acara TV sendiri di BBC yg dibuat oleh studio produksi Aardman.

Berikut beberapa hal menarik dari proses pembuatan ‘Behind The Scene’ animasi Shaun The Sheep :
1. Pembuatan Storytime
Quote:
Sebuah episode bermula dari ide cerita yang sederhana. Ide tersebut diserahkan pada tim scriptwiters untuk diolah menjadi cerita yang bagus.

Kemudian diserahkan pada storyboard artist untuk membuat story linenya, tahap ini juga membantu set dressers, prop-makers, model-makers, riggers dan cameramen untuk mempersiapkan pengambilan gambar dan apa saja yang diperlukan.
2. Persiapan Scene
Quote:
Rumput di pertanian dibeli dari hobby center, dicat hijau untuk mendapatkan corak rumput yang pas, ditambah dengan rumput ilalang dan bunga aster.

Gumpalan kecil hitam juga disebar untuk mendapatkan efek kotoran domba. Rumput ini kemudian dibentangkan di atas baja berlubang untuk mendapatkan pondasi yang bagus. Animator kemudian dapat menggunakan magnet untuk menjaga karakter di tempat, dan menggunakan baja untuk memasang pohon, rumah pertanian, gudang dan bagian lainnya dari set tersebut tetap pada tempatnya.
3. Pembuatan Model
Quote:
Model-makers membuat domba dengan terlebih membentuk badan, kemudian membungkus tubuh mereka dengan wool putih. Bulu tersebut kemudian dikotori sedikit dan kaki yang terbuat dari silikon ditambahakan. akhir kepala yg dapat dipasang-lepas dipasang dibadan.

“Kami memiliki sejumlah badan, beberapa mempunyai empat kaki, dan beberapa hanya dua, tergantung pada scene,” kata Chris.
4. Propping Up
Quote:
Property maker dipanggil untuk membuat segalanya dari handuk pantai berukuran domba, untuk mainan mandi untuk Timmy, dan bahkan meja untuk adegan sihir.

Prop maker Helen Javes berkata: “Semuanya dibuat manual, sehingga sangat rumit. “Bahkan kaki meja dibuat manual untuk mendapatkan bentuk yang tepat.” Tetapi pekerjaan prop maker bukan tanpa risiko. Jari teriris pisau tajam, dan terbakar akibat panas dari lem adalah resiko pekerjaan sehari-hari.
5. Ekspresi Mata
Quote:
Mata domba memiliki lubang kecil sehingga mereka dapat dimanipulasi untuk membuat mereka melihat ke kiri, kanan, atas, bawah.

Setiap animator juga memiliki puluhan kelopak mata khusus buatan – potongan kecil dari plastisin berbentuk kubah ungu yang dapat ditambahkan ke bola mata membuat berkedip domba, atau terlihat mengantuk.

Karena domba-domba itu tidak berbicara, mereka menggunakan ekspresi untuk menceritakan kisah atau memberikan momen komedi . “kelopak mata merka adalah siksaan bagi animator mata”.
6. Penyimpanan
Quote:


Bila tidak digunakan, domba dan potongan domba dapat ditemukan disimpan dalam di rak di antara ruangan studio di Aardman.

Ada di sini bahwa animator dapat menemukan kaki cadang untuk Shaun, sedikit bulu ekstra, atau satu atau dua domba yg rusak!
7. Komedi Slapstik
Quote:
Terlepas dari beberapa embikan dari Shaun dan teman-temannya, gongongan dari Bitzer dan dengusan dari Petani, Shaun and the sheep adalah serial TV diam.
Tetapi sementara Gromit memiliki suara Wallace untuk menjaga cerita terjadi dalam film-film mereka, Shaun tidak memiliki kemewahan itu.

“Lebih mudah untuk menganimasikannya karena lip-sync adalah salah satu aspek yang paling memakan waktu untuk animator,” ujar Chris.
8. Sabar dan Teliti
Quote:
Karakter dalam Shaun and the sheep bergerak 25 kali per detik, berarti animator harus mengatur ulang adegan 1.500 kali hanya satu menit dari rekaman.
Mereka rata-rata menyelesaikan tujuh detik rekaman/harinya.

sepertinya tidak begitu banyak, tetapi bila dibandingkan dengan Wallace and Gromit: The Curse of The Were-Rabbit and Chicken Run, mereka bekerja dengan kecepatan sangat tinggi.

Wallace dan Gromit rata-rata menghasilkan sekitar tiga detik rekaman/harinya.

sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10215406

Senin, 24 Oktober 2011

Sejarah SMA Negeri 10 Yogyakarta

Disusun oleh : Alycia Melinda H, Bima Kharisa W, Cecelia Dwi W, Eva Agustina
Kelas XD angkatan 2014                       



S
MA NEGERI 10 YOGYAKARTA mula-mula merupakan pemukiman orang China. Setelah itu dibangun menjadi sekolah menengah atas yang bernama SMA ABC yang didirikan oleh Fakultas sastra Universitas Gajah Mada jurusan Pedagogik. Pada awal september tahun 1952 dengan SK Meneteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan RI nomor 38115/Kab, tanggal 21 Oktober 1952 berkembang menempati gedung Wijilan milik yayasan pancasila.

Pada tahun 1958 jurusan B dipindahkan ke Sekip hubungan dengan perkembangan sekolah, jurusan AC tetap di jalan Sagan satu Yogyakarta oleh pimpinan Broto Hamidjodjo sampai tahun 1966. Kemudian pada tahun 1965 berganti nama menjadi SMA FIP IKIP Yogyakarta namun sempat mengalami pergantian pimpinan oleh Drs. Soetomo selama satu tahun kemudian tahun 1969 berganti nama menjadi SMA Percobaan II IKIP Yogyakarta karena sekolah ini dijadikan pecobaan ujian sekolah.

Pada pertengahan September 1971 berganti nama lagi menjadi SMA Pembangunan dan melaksanakan tugas proyek Perintis Sekolah Pembangunan yang dimulai tahun 1972. Pada akhir Agustus 1973 SMA Pembangunan pindah dari Sagan ke Jalan Gadean nomor 5 Ngupasan Yogyakarta, tahun 1974 berganti nama lagi menjadi SMA II IKIP JURUSAN EKSAKTA masih dalam program PPSP, maka SMA IKIP memakai kurikulum PPSP Klasikal dengan jurusan pengetahuan alam, matematika, IPA (palma) hingga tahun 1983. SMA II IKIP YOGYAKARTA menurut SK Mendikbut nomer, 0710/10/0/1986 tanggal 10 Olktober 1986 SMA II IKIP menjadi SMA 10 YOGYAKARTA.

Rektor IKIP Yogyakarta menyerahkan kepada kepala kanwil debdikbud prop.DIY pada tanggal 22 Januari 1987. Tanggal 1 Februari 1987 sekolah ini resmi menggunakan nama SMA 10 Yogyakarata.

Berikut ini nama-nama yang pernah menjabat menjadi kepala sekolah sejak berdirinya :
·       Tahun 1953 – 1954                                     
Prof.Dr Sutedjo Brojonegoro (alm)
·       Tahun 1954                                                   
Broto Hamidjodjo (alm)
·       Tahun 1966 – 1967                                     
Drs. Soetomo
·       Tahun 1967 – 1989                                     
Hardjono
·       Tahun 1989 – 1991                                     
Harsono
·       Tahun 1991 – 1997                                     
Drs.H Prasetyo (alm)
·       Tahun 1997 – 1999                                     
Drs. Antum Saidjo (alm)
·       Tahun 2000 -2001                                       
Dra.Hj Sri Ruspita Murni
·       Tahun 2001 – 2008                                     
Drs. Mawardi
·       Tahun 2008 – sekarang                             
Drs. Timbul Mulyono



Perlu dicacat bahwa,secara bertahap mulai tahun pelajaran 1984-1993 diterapkan kurikulum 1984. Mulai tahun 1994 telah dilaksanakan kurikulum 1994,dan yang terakhir dengan kurikulum 1994 yang telah disempurnakan. Saat ini SMA N 10 Yogyakarta dengan keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No.035/0/1997. Dengan diundangkannya UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 tanggal 8 Juli 2003 nama SMU menjadi SMA lagi.