Senin, 14 Agustus 2017

Garis Hitam Kepercayaan

Maaf jika akhirnya aku tak kuasa untuk memendam rasa. Kupikir aku sanggup bersembunyi dibalik jiwa sok tegar yang baru saja kulatih beberapa bulan terakhir ini. Maaf telah menggunakan media ini sebagai saluran rasa kecewa. Ya, aku kecewa. Bukan tentang sebuah pembatalan untuk berjumpa, tapi lebih kepada persembunyian; suatu hal yang tidak dikomunikasikan.

Teruntuk kamu yang kupercaya menjadi pendampingku,
Teruntuk kamu yang kuhargai sebagai pilihanku,
Teruntuk kamu yang kupercaya untuk bertanggung jawab atas segala komitmen dan janji-janji,
Aku akan tetap menjadi wanita yang kuat meski kelak kudapati sebuah kebohongan dan pengkhianatan. Segalanya akan tetap mudah bagimu, karena tinggal saja kucabut kepercayaan yang sempat kutitipkan, tanpa adanya tuntutan. Tak perlu meronta, aku akan berjalan dengan senyum yang kusisakan.


Maaf aku terlalu menghargai hidupku, yang tak akan kubiarkan lama dengan orang yang tak menghargaiku. Maaf untuk mahalnya harga kesempatan kedua, yang akan sangat langka untuk kuberikan pada orang yang pernah ingkar.

Jumat, 20 Januari 2017

A bless and precious days

“Oh ya, aku punya sesuatu buat kamu, sebenernya emang pengen ngasih sesuatu  sejak selesai project itu sih, tapi baru sempet sekarang.” Lalu dikasihlah bunga mawar ke aku, kaget sih HAHAHA. Antara kaget dan heran, soalnya memang belakangan ini aku pengen buket bunga!:( tapi ya ga tau mau ngode ke siapa kan ga punya siapa-siapa HAHA.
“Ya tapikan ini bukan buket,” katanya.
“Ya tapikan masih sama-sama bunga, sama-sama yang aku pingin,” jawabku.
Haduh ya ampun ga nyangka kan dapet sesuatu yang dipingin dari unexpected person:( ya meskipun setangkai sih, coba kalo segepok (gebet aja tukang kebun Ce)
***
Ada tukang pos tuh dateng, tapi ya peduli amat dah paling kiriman paket online shop pesenan anak kost. Terus beberapa detik kemudian Ada yang panggil namaku. Heran sih biasanya namaku ga akan terpanggil kalau ga ada perlu sesuatu *ngenes banget. Terus waktu aku keluar, disambutlah aku dengan seorang lelaki dengan seragam rapinya, Pak Pos.
“Mbak Cecelia? Ada kiriman dari China.”
“China?” heranku dalam hati, sambil menerima paket tersebut. Kotak. Cukup besar, dan agak berat. Terus waktu liat tulisannya, ya elah huruf apaan ga paham ga bisa baca :( Tapi dari tulisan tangannya, aku tau siapa itu. Memang tertulis Republic Of China, tapi kutahu ini kiriman dari seseorang di Taiwan. Lalu aku tanda tangan lah bukti penerimaan di dokumen pak pos.
“Dari siapa?” tanya Bapak.
“Ya siapa lagi kalau bukan Wendy,” jawabku enteng. “Tapi dia ngga bilang apa-apa, dan ngga ada tanda-tanda mau ngirim sesuatu juga,” tambahku.
Kami terdiam heran. Beberapa saat kemudian kami menyadari sesuatu......
“Kado ulang tahun!” ucap kami berdua bersamaan.
Makin sumringah aku! Kedatangan pak pos memang selalu mengejutkan bagi siapapun yang mendapat kiriman. Begitu juga aku, selalu suka dengan kedatangan pak pos yang membawakan sesuatu atas namaku. Ya, ini bukan pertama kalinya aku menerima paket. Karena sejak dua tahun terakhir ini aku bertukar postcard dengan beberapa orang. Beda kota maupun beda negara. 
Aku masih ingat pertama kali mendapat postcard dari luar negeri. Saat tiba di rumah dengan rasa lelah, tiba-tiba ada surat dengan gambar pemandangan yang khas dari negara pengirim, tergeletak di kasurku. Siap untuk dibaca. Cukup membuatku tersenyum dan melupakan lelah seketika.
Aku juga masih ingat saat tiba di rumah dan tidak ada siapapun, kubuka pintu yang terkunci. Saat aku melangkah masuk, kaki kananku menginjak sesuatu. Sebuah kertas diselipkan tukang pos dibawah pintu. Ternyata postcard untukku. Menyenangkan.
Aku juga pernah menerima postcard secara langsung, tak kalah mengejutkan. Bahkan aku pernah menantikan kedatangan pak pos, karena waktu yang seharusnya kiriman itu telah tiba di rumahku.
Ada feeling khusus yang aku rasakan saat aku menulis dan membaca surat. Apalagi kalau tulisan tangan, lebih berkesan. Karena terkadang, menulis adalah cara mengungkap yang tak terucap.
***
Hari itu aku capek banget, ngantuk juga, abis lembur dekor acara jurusan. Sampai rumah tidurlah aku. Paginya, aku lihat hape. Ternyata ada yang telfon dini hari, pun tak kudengar. Padahal handphone ada di sebelahku. Selain itu juga ternyata udah beberapa yang ngucapin ulang tahun. What a made my dayJ saat itu aku merasa beruntung, merasa bersyukur, ketika hari lahir kita diingat seseorang, dan disiapkan oleh seseorang atau bahkan beberapa orang. Menyenangkan. bahkan, kata terima kasih masih terasa kurang untuk mereka.
Dia; seseorang yang kukenal baik sejak 2011. Mengirimkan beberapa foto yang telah disiapkan sebelumnya, dan memberikan ucapannya pada 00.01. Dalam ucapannya dia juga bilang “maybe I’m not the first.....” hahaha aku ga paham deh dia bilang kaya gitu pada jam yang harusnya dia tahu itu benar-benar saat pergantian tanggal dan hari. Apa dia merendah? Sok-sokan hmm or he wanna just make sure if he really the first wkwkwkwk “But actually you did” jawabku.
“Masih ada yang lain, nanti aku kirim lagi ya. Mau uas dulu,” katanya.
Dan sampai sekarang kami masih berkomunikasi karena dia masih ada utang itu-_- tapi dianya lagi sibuk jadi belom sempet dan pokoknya bakal aku tagih HAHA dan kudu ketemu dalam waktu dekat ini. Because kita udah ga jumpa berapa bulan yah wkwk. Dan btw, dia berulang tahun juga dua hari setelah aku. Jadi, memang kami harus bertemu *mau ngapain hayo.. ya mau cerita-cerita aja, lama ga ketemu, namanya juga maintain relation wkwk.

Pagi itu UAS terakhir. Kebetulan sekelas sama Inggrid Linda juga. Ya mereka ngucapin biasa gitu. Tapi abis selesai kelas, aku keluar, lihat inggrid duduk di bangku, eh ketawan lagi nyembunyiin kue dan mukanya kayak ketangkap basah lagi ngapain gitu kwkwkwk. “Yah gagal deh,” katanya. Aku ketawain aja, aku tanya rencananya mau gimana? Wkwk.
Habis itu kita turun ke lobby bertiga. Ketemu sama dua orang, satu cewe satu cowo. Mereka crewku saat produksi dan juga teman satu kelompok untuk acara closing PR besok. Jadi ya aku mampirlah ngobrol sama mereka. Basa-basilah minta traktiran blablabla fafifu. Terus si cowok itu tadi tanya, “mau kado nggak?” antara salting sama mupeng sih wkwk tapi tetep bertingkah konyol aja kalo sama dia no personal feeling aku jawab “Mau! Kamu mau kasih aku apa?”
“Yaudah waktu Studi Kasus ya..”
“Berati besok dong?”
“Ya kan nanti juga ketemu, waktu gladi resik.”
Habis itu aku pulang. Sorenya aku ke kampus lagi untuk dekor dan gladi resik. Dan konyol banget jam 8 harus balik rumah karena sesuatu tapi berhubung belum kelar urusan dekor jadi aku harus balik kampus lagi dan itu udah jam 9 aku ga boleh bawa motor, karena ibu tau aku bakal pulang kemaleman. Kasihan,katanya. Uhuy aku dikhawatirkan wkwkkw maklum sih ya biasa sendiri ga ada yang mengkhawatirkan #HALAH JONES MEMANG. Yaudah aku dijemput sama temenku.

Kita selesai dekor jam 23.00 lebih dikit. Turunlah kita ke parkiran. Berhubung aku capek dan pengen duduk, aku masuk mobil duluan, tapi pintunya ga aku tutup. Dan temen-temen kelompokku masih pada di luar ngobrol-ngobrol dan nungguin temen yang mau ambil motor. Tiba-tiba mereka nyamperin aku bawain kue sambil nyanyi wkwkwkwk shock berat dah aku mana kepikiran bakal disurprisein sama mereka orang sama-sama hectic dan capek juga. Pake lilin yang dari aplikasi android :” Literally roti bakar sih bukan kue tart wkwk gapapa biar bisa dimakan bareng2 lebih berfaedah lagipula tadinya waktu berangkat aku bilang pengen roti bakar :” eh gataunya diwujudin sama mereka :” Lagi nyanyi dan sorak sorak eh malah ditegur satpam :”
Itu di mobil aku berlima, 4 lainnya cowok semua dan aku bodo amat. Ga langsung pulang ternyata masih dibawa ke palagan dulu :” dan ke jakal dulu :” Oh iya disitu juga ada temenku yang tadi siang nawarin kado. Terus si mulut hobi nyablak ini spontan bilang “Eh tadi siang kayaknya ada yang utang sesuatu deh”. Terus ternyata dia ngerasa, dan tanpa ditagih dia ngeluarin sesuatu dari tas. “Iya-iya ga lupa kok” sambil dia kasih kotak kado WAKAKA ANYING NGAKAK SHOCK BERAT DIKASIH BENERAN aku kan ga nyangka huft kampret jadi gaenak kan -_- dan itu divideo sama temnku hm ok melting eug :l
Beneran jadi ga enak :( tapi seneng sih :( wkwk
“Tapi ada syaratnya, nanti abis dibuka tolong kasih skala 1-10 seberapa seneng kamu sama kadoku”
***
THE DAY CLOSING PR
UHUY FREEDOM COME TO MAMA!HARI INI SAATNYA MELEPASKAN BEBAN SEMESTER!
Setelah ini selesai aku akan hidup tenang wkwkkw lebay. Ga usah banyak cerita lagi uda capek wkwk oh iya here i got damn good news for the damn unexpected thing. My group was announced due to the achievement of being favorite group! Xoxo thanks a lot! Kata temenku “selamat ya cece, lumayan ya bisa jadi kado ulang tahun” wkwk bersyukur sih, bisa ngebayar rasa capek dengan rasa senang dan kepuasan. Bisa ngebayar waktu yang tersita selama dua hari itu buat nunda rencana makan-makan sama keluarga
***
19 Januari 2017 masih dapet surprise lagi subhanallah alhamdulilah terima kasih riqqah kakdika dan kakmuthia emang the best working partner ever! Tahun ini adalah tahun kedua dirayain sama mereka, tahun kemarin juga disurprisein sama mereka bertiga.  Kalo yang kemaren sampe didekor-dekorin segala aw :” love you max!
***
Author's closing statement:
Orang-orang silih berganti membuat harimu menyenangkan. Padahal, jauh di dalam sana ada sesuatu yang kamu rasakan; kehilangan. Sederet pertanyaan dan penantian menyita waktu dan emosimu. Justru disitulah kamu belajar; memaknai hidup secara luas, bertanggung jawab pada diri sendiri, and how to make a deal with a person who left without saying good bye.


Regards,
Birthday Girl



***

If you don't mind to vsit my previous post: http://bit.ly/2jIJwOf

A privileged life

What I remember the most really in the beginning of January was just have a nice life to spend with him. But such a wrong doing, I made my close friends shocked and questioning was that the real me after I told them a crazy short love story of mine. There is one thing I realized, that I felt in love too fast. But wait, LOVE? “If it’s destroying you, then it isn’t love, my dear”. Now I’m still trying to make sure that I really don’t deserve for it. Because life is too short to spend hoping for something not seen. 
Maybe I’m just too excited with him at that time...
***
Aku selalu suka dengan cara-Nya menjawab pertanyaan dan harapan; mengejutkan. Aku sempat kehilangan diriku sendiri, terbawa oleh kisah semu yang sekarang entah dimana. Terakhir aku tau, ia berada di sana bersama sederet pekerjaan yang harus segera diselesaikan. But if you love someone, you will always have time for that person no matter how busy you are. Aku di sini tanpa tuntutan, hanya bisa mendoakan. “Jika dia orang yang tepat maka jagalah ia untukku, namun jika Engkau berkehendak  lain maka jagalah dia untuk dirinya sendiri,” pintaku.

I’m slowly moving away, try to find back the independence of me just like before I met him. But yet, I’m not blaming him, I’m not blaming that person, I’m not blaming the way he treat me, I was just trapped! Luckily I don’t forget how to be responsible with my own story.  Aku mencoba kembali menghidupi hari, tanpa bantuan seseorang yang pernah menjadi alasanku bangun pagi. Sampai pada saat dua hari sebelum ulang tahunku, Tuhan menyadarkanku, aku terlalu berharga untuk terluka. Aku berhak untuk bahagia.

Malam itu aku menemui seseorang yang sudah hampir dua tahun kukenal. Seseorang yang pernah menyimpan rasa lebih, namun kujaga untuk kami tetap berteman. Kami bercerita banyak hal, tentang kisahku, juga kisahnya. Aku bercerita tentang orang yang kusuka, begitu juga dia. Tentang wanita yang ia beri kesan saat pertama jumpa, tentang alasan ia mengaguminya, tentang perasaan dan harapan yang sempat terucap, juga tentang cara ia melupakan, menghapuskan perasaan. Seseorang yang diceritakannya, tidak lain adalah aku. Yang juga sedang menjadi lawan bicaranya.

Mendengar cerita itu, aku lebih bisa menghargai diriku sendiri. Bahwa masih ada yang peduli dan menyayangi. Sepertinya, waktu pun akan lebih berharga untukku bersama mereka, orang-orang sekitar yang nyata dengan kisahnya. Daripada meragukan sesuatu dengan angan yang kita ciptakan sendiri.

Bulan kemarin aku tersesat. Sebuah rotasi menguasaiku, tak berpedoman. Arah yang kuikuti semakin lama semakin pias. Aku terjebak. Rasanya kalut. Antara ingin berjuang memperjelas yang pias, atau kembali, menelusuri tempat semula. Kemudian aku diam berdiri. Kata hati kupasrahkan pada Tuhan. Perlahan aku melangkah, dengan keyakinan bahwa Ia bersamaku. Sekarang ini, aku merasa lebih tenang. Sesekali aku menengok ke belakang, mengamati tempatku tersesat. Tempatku kehilangan diriku sendiri. Tak begitu menyeramkan, hanya saja aku tak mau sendiri di sana. 
Would you be with me?
If YES then show up, If NO just let me know. Because this life is so privilege to be idle.


Salam,
Boneka Pucca.
***
If you don't mind to visit my next post: http://bit.ly/2iLS2wV

Rabu, 11 Januari 2017

Aku, Kamu, dan Sabtu

Aku lelah berkeluh kesah. Mengeluhkan seseorang yang mungkin tak menjadikanku sebagai tempatnya meluangkan waktu. Sungguh hanya orang baru dan aku sadari itu.
“Kadang aku masih suka lupa kalau aku sudah punya kamu,” pengakuanmu sore itu.
Aku tak heran, kita masih dalam tahap beradaptasi. Bahkan memang seharusnya butuh waktu lebih. Terlalu cepat dan memang kuakui itu.
Ada yang tau rasanya? Mengutamakan seseorang yang sepertinya tak mengutamakan kita. Ketika berharap namun pengabaian yang kita dapat.
Mungkin Sakura tau, saat sayatan tipis mendarat di kulit batangnya.

Aku masih ingat Sabtu itu. Pertemuan pertama, kamu menjemputku.
Bahkan hari-hari sebelum itu, masih terekam baik di otakku. Saat di mana kita saling bertukar pesan. Saling membalas. Menjaga obrolan agar tetap menyenangkan. Dengan ritme yang takperlu menunggu lama.
Lebih dari sekedar ingat, aku merindukannya.

Semenjak Sabtu itu, hari-hariku menyenangkan. Pertama jumpa kita lalui seharian. Sedari terang hingga petang, semuanya berjalan terasa cepat. Kupikir ini awal yang baik untuk saling mengenal.
“Sejak kita pertama ketemu itu aku sebenernya pengen ngajak kamu video call, tapi aku malu” katamu beberapa hari yang lalu.
Padahal, memang semenjak itu kita seringkali bercengkrama lewat telepon. Dengan atau tanpa video. Ya, semenjak itu dan juga kala itu. Dengan artian, kini sudah tidak lagi.

Setiap pagi sebelum kamu berangkat kerja, dan seringkali malam kausisakan waktu untuk terjaga.
Bahkan aku ingat, aku berjuang keras membangunkanmu pagi itu. Semua media kugunakan, kulakukan berulang. Aku tak ingin kamu bangun terlambat.
Sampai suatu ketika, kulakukan itu di siang hari. Kamu tak suka. Posesif, katamu. Satu kata deskripsi diri yang takpernah kuterima sebelumnya. Seperti apa yang kubilang tadi, kita masih dalam tahap beradaptasi.

Sejak siang itu kami mengambil jalan tengah. Kami berdua mengalah. Dia yang belajar untuk mengabariku, dan aku yang belajar untuk tak kerap kali menghubunginya.
Baiklah.
Empat hari aku aku mencoba. Aku tahu kamu sadar, frekuensi tap notifmu berkurang.
Dulu aku percaya, salah satu cara mendapat perhatian adalah dengan cara tak memperhatikan. Tapi ternyata, hal ini takbisa kubuktikan.
Aku masih tetap, menahan dan mengharapkan kerinduan.

Mulai terpikir, jika kamu terlalu lama beradaptasi, mungkin aku akan lebih dulu berhasil; terbiasa tanpa kehadiranmu. Dan aku takut itu menjadi awal yang kurang baik.
Sabtu kemarin aku bertanya, apa yang kamu rasakan dengan ada dan tidak adanya aku? Diam sejenak, kamu berpikir. “Sama aja,” katamu. Ditambah dengan dua tiga kalimat pendukung lainnya, aku sudah menebak. Dari sikapmu pun aku tak berharap banyak.

Aku tak berharap banyak............

Seandainya pertanyaan itu berlaku untuk diriku, aku akan menjawab; dengan adanya kamu aku bahagia, dengan tidak adanya kamu aku merindu.


Salam,
Gadis yang telah lama tak membuka hati
***
If you don't mind to visit my previous story: http://bit.ly/2iLN1Ev