Cokelat Kacang
Menulis adalah caraku mengungkap yang tak terucap.
Minggu, 19 Februari 2023
How could I become an Overthingker
Senin, 14 Juni 2021
Tentang Harapan dan Ketidakpastian
Adanya harapan bisa membuat seseorang mampu bertahan. Adakalanya juga melepas harapan harus dilakukan untuk mengurangi ketidakpastian. Mungkin benar apa katamu, aku tak cukup percaya diri untuk bisa menjadi pasangan yang tepat. Tapi apakah kamu tau? Kamu pun tak pernah meyakinkanku jika memang benar-benar kau membutuhkanku. Kau tak pernah mengungkapkan jika memang benar-benar ingin terus bersamaku. Wajarkah jika aku berpikir bahwa hanya aku saja yang menginginkanmu? Hingga sampai akhirnya, kamu pun melepasku tanpa sedikitpun usaha mempertahankan. Sekecil studi kasus yang aku lontarkan, memancingmu dengan mudah melepaskanku. Kamu bahkan tidak mempertanyakan lagi, apakah keputusan itu benar baik bagi kita berdua, atau hanya ego semata. Aku yang bahkan tak berniat ke arah situ, harus terpaksa menahan diri untuk melihat reaksimu dan mengikuti alurmu. Aku menahan diri untuk tidak memaksakan keadaan. Aku menahan diri untuk tidak terlalu banyak mengungkapkan. Biarkan saja, biar aku yang melihat bagaimana reaksi dan perasaanmu yang sebenarnya.
Mungkin aku akan tidak terima Ketika
suatu saat nanti kamu membaca tulisan receh ini dan menganggapku remeh,
menyepelekan setiap kalimatku begitu saja. Tapi setidaknya untuk saat ini, apa
yang aku tulis di sini adalah segala apa yang aku rasakan, yang mungkin belum
sempat terucap dan terungkap. Dan segala apa yang aku tuangkan di sini, adalah
murni upayaku untuk mencairkan beban yang menggumpal, murni menyampaikan
pertanyaan yang berhenti di tenggorokan.
Jumat, 14 Februari 2020
Ulang Tahun Kedua di Perantauan (2020)
Ucapan selamat, lantunan lagu, potong kue dan tiup lilin, menjadi cerita bahagia di hari Kamis, 16 Januari bulan lalu. Aku sangat-sangat bersyukur dengan tim ini. Sebagai yang termuda, aku menganggap mereka semua kakak-kakakku. Begitu pula dengan mereka memposisikanku sebagai yang terbontot.
Lepas dari tim kerja, aku beralih kepada teman-teman sebaya yang pernah menjadi bagian dari rekan kerjaku. Lebih tepatnya, mereka yang tak bertahan lama disini. Kami masih menjalin hubungan baik meski sudah tak menjadi satu atap perusahaan. Bahkan kami menghabiskan waktu bersama untuk merayakan pergantian tahun baru 2020 di Bandung. Mereka teman sebayaku, mereka teman di perantauanku.
Berbicara tentang mereka di perayaan ulangtahunku, tentu tak lepas dari peran salah satu orang terkasih yang sudah hampir satu tahun ini menjadi pelabuhan untuk hatiku. Dia yang pertama kali kukenal pada awal 2017 di kota asalku, dan baru menjalin komunikasi intens pada awal 2019 lalu. Dia yang sedang berada di pulau asalnya, menyempatkan waktu untuk mengunjungiku di Ibukota ini untuk menemaiku menyambut usia baru. Aku sama sekali tak menyangka bahwa dia bisa merencanakan ini semua. Dia memasuki ranah teman-temanku untuk menciptakan moment ulangtahunku. Lagi, potong kue dan tiup lilin di malam itu. Aku benar-benar tak menyangka, dia bisa menjadi satu dengan lingkup pertemananku yang belum pernah aku kenalkan dia sebelumnya.