Maaf jika akhirnya aku tak kuasa untuk memendam rasa. Kupikir
aku sanggup bersembunyi dibalik jiwa sok tegar yang baru saja kulatih beberapa
bulan terakhir ini. Maaf telah menggunakan media ini sebagai saluran rasa
kecewa. Ya, aku kecewa. Bukan tentang sebuah pembatalan untuk berjumpa, tapi
lebih kepada persembunyian; suatu hal yang tidak dikomunikasikan.
Teruntuk kamu yang kupercaya menjadi pendampingku,
Teruntuk kamu yang kuhargai sebagai pilihanku,
Teruntuk kamu yang kupercaya untuk bertanggung jawab atas
segala komitmen dan janji-janji,
Aku akan tetap menjadi wanita yang kuat meski kelak kudapati
sebuah kebohongan dan pengkhianatan. Segalanya akan tetap mudah bagimu, karena
tinggal saja kucabut kepercayaan yang sempat kutitipkan, tanpa adanya tuntutan. Tak perlu meronta, aku
akan berjalan dengan senyum yang kusisakan.
Maaf aku terlalu menghargai hidupku, yang tak akan kubiarkan
lama dengan orang yang tak menghargaiku. Maaf untuk mahalnya harga kesempatan
kedua, yang akan sangat langka untuk kuberikan pada orang yang pernah ingkar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sederhana, tidak sempurna, kesalahan pasti ada. Bagaimana menurutmu?